The Most Visionary Educational Leader of The Year : Apresiasi untuk Sebuah Dedikasi

SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang mendapatkan penghargaan kategori The Most Visionary Educational Leader of The Year dalam ajang Indonesia Education Leadership Award. Penghargaan ini diterima oleh Bapak Maryono, M.Pd. selaku kepala SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang di Jakarta, 11 Oktober 2025.
Sebelumnya SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang sudah mendapatkan undangan penghargaan sebanyak dua kali. “Dua kali kami dapat undangan untuk penerimaan penghargaan. Yang pertama di bulan Juli, saya abaikan. Kemudian dapat undangan lagi di bulan ini dan kami hubungi pihak penyelenggara.” ujar bapak Maryono. Beliau menambahkan tentang kriteria penilaian yang diberikan oleh pihak penyelenggara. Setelah berkonsultasi dengan Dikdasmen YBWSA baru diputuskan berangkat mengikuti event tersebut. Dukungan pun diberikan penuh oleh Dikdasmen YBWSA.
Ada dua sekolah di lingkup Dikdasmen YBWSA yang mendapatkan penghargaan yang sama yakni SMA Islam Sultan Agung 1 dan SMP Islam Sultan Agung 1. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah di lingkup Dikdasmen YBWSA sudah layak diperhitungkan menjadi sekolah dengan standar kualitas layanan pendidikan di atas rata-rata. Dengan kualitas tersebut diharapkan dapat meningkatkan kuantitas dalam PPDB tahun pelajaran mendatang.
Bapak Maryono memahami keinginan banyak orang (siswa maupun guru) itu bukan hal yang tidak mudah. Guru maupun pimpinan sekolah harus siap dikoreksi atas kebijakan yang mungkin dianggap tidak menguntungkan. “Semua kembalikan pada aturan, pahamkan aturannya bagaimana, dan tetap membuka komunikasi dengan murid maupun rekan kerja agar mereka merasa dilibatkan, menjadi bagian untuk maju bersama. Tidak antikritik. Jaga kolaborasi dan komunikasi.” pesan beliau.
Penghargaan ini bukan tujuan utama dari sebuah kepemimpinan. Penghargaan merupakan bentuk apresiasi dan pengakuan dari penyelenggara. Hal ini harus disyukuri, dibuktikan dan dimotivasikan untuk langkah selanjutnya. Tentunya tak cukup berhenti sampai pada penghargaan ini saja, tetapi juga menjadi semangat untuk berkontribusi terhadap kemajuan sekolah.
Tidak ada sesuatu yang dikhususkan untuk mendapatkan sebuah penghargaan. Tugas kepala sekolah adalah berjuang bukan untuk dinilai, bukan untuk jadi juara, bukan untuk kemenangan dan mengharap penghargaan. “Jika ada pihak yang mengapresiasi sesuai kriteria mereka ya Alhamdulillah, kita syukuri dan jadikan motivasi untuk lebih baik.” tegas beliau.
Peran lembaga pendidikan sangat krusial dalam membentuk karakter dan nilai moral, pengembang potensi individu, motivator belajar, mentor, serta fasilitator literasi digital. Tak sekedar transfer ilmu, tapi harus membangun karakter yang baik. Untuk para pendidik diharapkan menjadi fasilitator yang memantik minat dan potensi siswa serta terus meningkatkan kompetensi diri agar makin bermanfaat bagi semua orang. Untuk generasi muda dalam hal ini siswa, harus berani bermimpi besar disertai usaha keras, manfaatkan masa sekolah sebagai modal untuk masa depan, terus mengembangkan potensi diri baik akademik maupun nonakademik. (LR)
